Kategori: INSPIRASI HIDUP, KISAH ORANG SUKSES | 2,373
views
Dari
modal awal dua ekor sapi perah, Sayfudin Zuhri berhasil menjadi peternak sukses
di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kuncinya, jangan cepat puas.
Sayfudin adalah contoh peternak sapi perah yang
berhasil mengembangkan usahanya. Setelah 13 tahun berkutat di usaha ini, kini
pria yang biasa dipanggil Sutrikno ini bisa berbangga, lantaran usaha yang
dilakoninya dengan tekun ini berhasil. Dari modal dua ekor, kini jumlah
ternaknya telah menembus angka 50-an ekor.
50-an ekor sapi yang dipeliharanya mampu
menghasilkan produk susu yang menjadi penopang kehidupan keluarga. Setiap sapi
rata-rata dapat menghasilkan 10 liter susu segar per hari. Dengan harga Rp.
3.000, maka peternak seperti Sayfudin mampu meraup penghasilan Rp. 360.000 per
hari atau sekitar Rp. 10.800.000 per bulan. ”Dari usaha tersebut sudah cukup
memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar pria rendah hati ini.
Berkat usaha ternak sapi perahnya tersebut,
Sayfudin pun sukses mengangkat derajat perekonomian keluarga. Ayah tiga anak
ini bisa membeli rumah, kebun, mobil, bahkan mampu menunaikan rukun Islam yang
kelima. ”Alhamdulillah kehidupan kami sekarang lebih dari cukup,” kata pria
yang hanya lulusan SMP tersebut.
Meski telah menuai sukses, Sayfudin mengaku belum
sepenuhnya puas. Cita-citanya adalah terus menambah jumlah sapinya agar
usahanya semakin maju. Syafudin berpendapat, usaha ternak sapi perah bakal
semakin prospektif lantaran kebutuhan susu murni nasional terus meningkat.
”Kesadaran masyarakat kita meminum susu semakin hari semakin baik, itu
berdampak bagus bagi peternak seperti kami,” tuturnya.
Kendala menjadi peternak sapi perah memang masih
ada. Situasi sulit yang dihadapi peternak sapi perah seperti Sayfudin adalah
ketika harga jual susu di tingkat koperasi jatuh. Sialnya, tak banyak pilihan
bagi para peternak untuk keluar dari situasi ini. ”Lebih repot lagi jika sapi
bunting. Produksi susu pasti turun,” aku Sayfudin.
Menurut Sayfudin situasi seperti itu, membutuhkan
kreatifitas peternak dalam memecahkannya. Daripada berkutat dengan masalah
pelik harga jual susu yang tak kunjung ketemu titik temunya, Syafudin memilih
mencari pemasukan dari sumber lain atau paling tidak bisa mengurangi biaya
perawatan.
Berbekal informasi yang dia dapat, belakangan,
Sayfudin memanfaatkan kotoran sapi sebagai bahan baku energi bio gas. Dengan
pemanfaatan kotoran sapi menjadi bio gas, Syafudin mengaku bisa menghemat
hingga Rp10.000 per hari untuk biaya penerangan rumah dan kandang sapi.
Selain itu, limbah bahan baku bio gas ini oleh
Sayfudin kemudian diolah lagi menjadi pupuk Tak hanya itu kebun seluas
empat hektare yang sekaligus menjadi kandang ternaknya juga dimanfaatkan untuk
ditanami kopi robusta
Tak heran bila pria kreatif ini menjadi panutan
bagi ribuan peternak sapi perah yang ada di Kecamatan Tutur, Kabupaten
Pasuruan, Jawa Timur. “Kita harus kreatif dengan segala masalah yang ada. Kalau
tidak, ya gak akan maju-maju. Petani atau peternak seperti kebanyakan gak akan
bisa menikmati jerih payahnya,” pesan Sayfudin.
Perjalanan Sayfudin hingga menjadi sekarang cukup
panjang. Pada tahun 1987, ketika menginjak usia 22 tahun, dia mulai mengikuti
jejak orangtuanya yang juga peternak sapi perah. Keinginan Sayfudin mengikuti
jejak orang tua dilatarbelakangi minatnya dengan dunia ternak.
Sayfudin benar-benar total menimba ilmu dari
orang tuanya. Semua hal yang berkaitan dengan dunia ternak sapi perah dia pelajari.
Mulai dari pakan, kebersihan kandang, cara memerah susu, dan perawatan sapi
agar menghasilkan produk susu berkualitas.
Ibarat murid sekolah, Sayfudin juga memegang
prinsip bahwa setiap tahun dia harus naik kelas. Dia berprinsip tak ingin hanya
sekadar menjadi peternak sapi perah seperti yang dilakukan orang tuanya atau
peternak lainnya di Desa Kalipucung, Pasuruan, melainkan harus memiliki nilai
lebih.
Berkat keuletan dan motivasinya, tak heran
Sayfudin mampu mentransfer ilmu dari orang tuanya dengan cepat. Pada tahun
ketujuh sejak dia masih menjadi ’murid’ orang tua, Sayfudin telah memiliki
tujuh ekor sapi perah dari modal awal yang hanya dua ekor.
Dan, keinginan Sayfudin untuk terus maju tak
pernah padam. Meski telah memelihara tujuh sapi perah dia ingin menambah
ternaknya lagi. ”Padahal, dengan dua ekor sapi perah saja sudah cukup untuk
mendukung perekonomian keluarga,” katanya.
Kini, ternak sapi perahnya mencapai 50-an ekor.
Tak semua sapi-sapi perahnya dia pelihara sendiri di lahan ternaknya yang seluas
empat hektare. Karena lahan tersebut dinilai terlalu sempit untuk bisa
menampung seluruh ternak sapinya, sebagian peliharaan dia titipkan kepada orang
lain dengan sistem bagi hasil.
Melalui pola kemitraan tersebut, Sayfudin mengaku
senang karena mampu berbagi dengan orang lain. Kebanyakan, peternak yang
bermitra dengan Sayfudin pun merasa senang karena selain mendapat penghasilan,
juga bisa menimba ilmu dari sosok yang dikenal supel ini.
- See more at:
http://kisahsukses.info/kisah-sukses-sayfudin-zuhri-dengan-beternak-sapi-perah.html#sthash.kJymXD4P.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar